Analisis kredit adalah
suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan
rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. Goals dari analisis premohonan
kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan
kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran
pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan dengan bank.hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian kredit nasabah, terlebih dahulu
harus terpenuhinya Prinsip 6 C’s Analysis, yaitu sebagai berikut:
1.
Character
Character
adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk
mengetahui sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya
(willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain:
Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain:
a.
Meneliti
riwayat hidup calon nasabah
b.
Meneliti
reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya
c.
Meminta
bank to bank information (Sistem Informasi Debitur)
d.
Mencari
informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah berada
e.
Mencari
informasi apakah calon nasabah suka berjudi
f.
Mencari
informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya
g.
Apakah
Calon Nasabah berpoligami
2.
Capital
Capital
adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin
besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon
nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam
memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan
dan tangung jawab nasabah dalam menjalankan usahanya karena ikut menanngung
resiko terhadap gagalnya usaha.dalam praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan
dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self-financing, yang sebaiknya
jumlahnya lebih besar daripada kredit yang dimintakan kepada bank.
3.
Capacity
Capacity adalah kemampuan yang
dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang
diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh
mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya
secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya.
Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan berikut ini:
a. Pendekatan
historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari
waktu ke waktu
b.
Pendekatan
finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus
c. Pendekatan
yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah mempunyai kapasitas untuk
mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan
bank
d. Pendekatan
manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan
e. Pendekatan
teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah mengelola
faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku,
peralatan-peralatan, administrasi dan keuangan, industrial relation sampai pada
kemampuan merebut pasar.
4. Collateral
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah
sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus
dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial
nasabah kepada bank. Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk
kebendaan tetapi juga collateral yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi
(borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis.
5. Condition of Economy
Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi , budaya yeng mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain:
5. Condition of Economy
Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi , budaya yeng mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain:
a.
Keadaan
konjungtur
b.
Peraturan-peraturan
pemerintah
c.
Situasi,
politik dan perekonomian dunia
d.
Keadaan
lain yang memengaruhi pemasaran
6. Constraint
Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksankan pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bata.
Dari keenam prinsip diatas, yang paling perlu mendapatkan perhatian account officer adalah character, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi, prinsip lainnya tidak berarti. Dengan perkataan lain, permohonannya harus ditolak.
Sedikitnya ada 5 aspek yang harus dianalisis dalam
menganalisis kredit, antara lain :
1. Aspek Manajemen
2. Aspek Pemasaran
3. Aspek Teknis
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Legalitas dan Agunan
Kredit berdasarkan tujuan penggunaannya, kita bagi dalam 2 kategori, yaitu :
1. Kredit Produktif
2. Kredit Konsumtif.
Pendekatan-pendekatan atau metode-metode yang biasa kita pakai dalam menganalisis kredit modal kerja adalah Turn Over Method, sedangkan untuk menganalisis kredit investasi adalah PP Method, NPV Method dan IRR Method.
Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut tentunya didasarkan dari data keuangan perusahaan yaitu laporan necara dan laba rugi perusahaan yang diberikan kepada bank.
1. Aspek Manajemen
2. Aspek Pemasaran
3. Aspek Teknis
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Legalitas dan Agunan
Kredit berdasarkan tujuan penggunaannya, kita bagi dalam 2 kategori, yaitu :
1. Kredit Produktif
2. Kredit Konsumtif.
Pendekatan-pendekatan atau metode-metode yang biasa kita pakai dalam menganalisis kredit modal kerja adalah Turn Over Method, sedangkan untuk menganalisis kredit investasi adalah PP Method, NPV Method dan IRR Method.
Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut tentunya didasarkan dari data keuangan perusahaan yaitu laporan necara dan laba rugi perusahaan yang diberikan kepada bank.
Penilaian
Laporan Keuangan
Cara yang umum diterima untuk meneliti
keadaan keuangan seseorang nasabah,
ialah dengan jalan memperoleh Neraca,
Laporan Rugi - Laba dan keterangan - keterangan lainya. Sebaiknya
diusahakan agar diperoleh laporan keuangan yang sudah diaudit, karena auditor
dapat memberikan pandangan yang bebas tentang keadaan keuangan nasabah sebagai
hasil dari pemeriksaan terhadap pembukuan nasabah.
Sebelum melangkah dalam penilaian
Neraca dan Laporan Rugi Laba, maka perlu diperhatikan apakah data yang disajikan
sudah sesuai dengan prinsip – prinsip
akuntansi yang berlaku dan terjamin kebenaranya.
Sedapat mungkin
diperoleh laporan keuangan untuk beberapa periode atau minimal laporan keuangan
2 periode yang terakhir. Terhadap laporan keuangan ini antara lain dapat
diterapkan tehnik analisa sebagai berikut :
1. Analisa
per pos/komponen
2. Analisa Prosentase per komponen
3. Analisa Perbandingan/ Analisa Naik Turun
4. Analisa Ratio
(1) Analisa per
pos/komponen adalah meneliti/menganalisa masing-masing pos yang ada dalam
neraca maupun laporan rugi-laba. Misalnya Analisa terhadap pos Pihutang Dagang,
(a) harus diperoleh daftar nama, alamat, jumlah pihutang dan analisa menurut
umur (age analysis); terutama untuk pihutang-pihutang yang besar. (b) Analisa mutu
dari piutang tersebut untuk tahun terakhir dan tahun sebelumnya (berapa % pihutang yang baik, cukup, lemah,
kecil-kecil). (c) Bagaiman kegiatan
penagihan yang dilakukan perusahaan, (d) Sebutkan pula syarat penjualan, daerah
penjualan, (e) Tentukan kecukupan Cadangan Kerugian Pihutang dan lain
sebagainya.
(2) Analisa Prosentase
per komponen .
Dalam tehnik ini
laporan keuangan disajikan dalam prosentase-prosentase; yaitu prosentase dari
masing-masing pos neraca terhadap total aktiva, sedangkan untuk pos-pos laporan
rugi – laba prosentase dihitung bea
terhadap jumlah penjualan bersih.
Dengan cara ini akan
diketahui tentang :
a)
tingkat investasi pada masing-masing pos
(over investment atau sebalinya under investment).
b)
struktur pemodalan.
c)
jumlah atau prosentase dari setiap
rupiah penjualan yang terserap dalam tiap-tiap biaya.
(3) Analisa
Perbandingan
Dalam analisa ini kita
mengadakan perbandingan pos-pos dalam neraca dan laporan rugi – laba dari suatu
periode dengan periode lainya. (periode yang berurutan). Dengan analisa ini
akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang
memerlukan penelitian lebih lanjut. Dalam penelitian terhadap suatu perubahan
maka harus diperhatikan perubahan yang terjadi dalam pos-pos yang lain yang
mempunyai hubungan yang logis/erat dengan pos yang bersangkutan.
(4) Analisa Ratio
Ratio mengambarkan
suatu hubungan atau perimbangan antara suatu pos atau kelompok pos dengan pos
atau kelompok pos yang lain baik yang tercantum dalam neraca maupun dalam
laporan rugi – laba.
Dengan mengadakan
analisa ratio akan dapat diketahui posisi keuangan nasabah/calon peminjam
kredit. Dibawah ini diuraikan beberapa ratio yang penting dalam hubunganya
dengan kepentingan analisa kredit.
1. Ratio
Likuiditas; yaitu ratio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai
operasi dan memenuhi kewajiban finansiil pada saat ditagih. Ratio-ratio
likuiditas antara lain :
a.
Current ratio, yaitu rasio antara aktiva
lancar dengan hutang lancar
b.
Cash ratio, yaitu rasio antara(kas +
bank) dengan hutang lancar
c.
Quick ratio, yaitu ratio antara ( aktiva
lancar minus persediaan) dengan hutang lancar
d. Inventory
to working capital, yaitu ratoi antara : persediaan dengan (aktiva lancar minus
hutang lancar) atau ratio antara persediaan dengan modal kerja.
2. Ratio
Leverage : yaitu ratio untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan
dibiayai dari hutang. Dengan mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai
tentang : (a) Posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain
(b) kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kawajiban yang bersifat tetap (c) keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal.
Leverage ratio antara
lain :
a. Debt
to equity ratio; yaitu ratio antara total hutang dengan modal sendiri.
Ratio
ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan hutang. Bagi
perusahaan makin besar ratio ini akan semakin menguntungkan, tetapi bagi pihak
bank makin besar ratio ini berarti akan semakin besar resiko yang ditanggung
atas kegagalan perusahaan yang mungkin terjadi.
b. Current
liabilities to net worth; yaitu ratio antara hutang lancar dengan modal
sendiri.
Ratio
ini menunjukkan bahwa dana-dana pinjaman yang segera akan ditagih ada sekian
kalinya modal sendiri. Ratio ini sifatnya sama dengan dept to equity ratio.
c. Tangible
assets dept coverage; yaitu ratio antara aktiva tetap berwujud dengan hutang
jangka panjang. Ratio ini menunjukkan besarnya setiap rupiah aktiva tetap
berwujud yang dipergunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.
d. Long
term dept to equity ratio; yaitu ratio antara hutang jangka panjang dengan
modal sendiri.
Ratio
ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan hutang jangka panjang.
e. Dept service; yaitu
ratio antara (EBIT minus pajak plus bunga) dengan (angsuran kredit + bunga).
EBIT
= Laba bersih sebelum pajak.
Ratio
ini menunjukkan bahwa laba operasi ada sekian kalinya kewajiban membayar
angsuran kredit beserta bunganya. Makin kecil ratio ini maka resiko bank
semakin besar.
3.
Ratio Aktifitas ; yaitu ratio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalkam penjualan,
penagihan pihutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki.
Ratio
aktivitas ini antara lain :
a. Perputaran
Persediaan (Inventory turn over); yaitu ratio antara penjualan dengan rata-rata
persediaan yang dinilai berdasar harga jual atau kalau memungkinkan ratio ini
dihitung dengan memperbandingkan antara Harga Pokok penjualan dengan rata-rata
persediaan.
Ratio
ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar
dalam satu tahun/periode. Makin besar turn over berarti makin baik.
b. Average
collection periode; yaitu ratio antara pihutang dengan penjualan neto per hari
secara kredit.
Ratio
ini menunjukkan berapa lamanya dana perusahaan ditanamkan dalam komponen
pihutang atau berapa lama periode penagihan pihutang. Dari ratio ini akan
didapat diketahui likuiditas pihutang. Makin kecil ratio ini makin baik.
c. Perputaran
Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over); yaitu ratio antara penjualan netto
dengan aktiva tetap.
Ratio
ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
dalam satu periode.
d. Perputaran
Modal Kerja (working capital turnover); yaitu ratio antara Penjualan Neto dan
Modal kerja.
Ratio
ini menunjukkan berapa kali dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dalam
satu periode; atau jumlah penjualan yang bisa dicapai oleh setiap rupiah modal
kerja.
4.
Ratio rentabilitas ; yaitu ratio-ratio yang dapat digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
Ratio-ratio
yang dapat digunakan untuk menilai rentalibilitas antara lain adalah :
a.
Profit Margin : dalam hubungannya antara profit margin dengan penjualan.
b. Return on investment; yaitu ratio antara laba
operasionil dengan total aktiva (%).
Ratio
ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan (modal asing dan
modal sendiri). Makin tinggi ratio ini semakin baik.
c.
Return on Equity; yaitu ratio antara laba bersih setelah pajak dengan modal
sendiri.
Ratio
ini menunjukkan produktivitas dari dana-dana pemilik perusahaan di dalmam
perusahaanya sendiri. Ratio ini juga menunjukkan rentabilitas dan efffisiensi
modal sendiri.
Makin
tinggi ratio ini akan semakin baik karena posisi modal pemilik perusahaan akan
semakin kuat, atau rentabilitas modal sendiri yang semakin baik.
d.
Laba per lembar saham; yaitu ratio antara laba dengan lembar saham yang
beredar.
Ratio
ini akan memberikan gambaran kepada pemegang saham tentang keuntungan yang akan
diperoleh. (seandainya bank akan menanamkan dalam bentuk saham!).
Dengan mengadakan
analisa ratio akan diketahui posisi keuangan perusahaan, lebih-lebih kalau
ratio dari beberapa tahun, maka akan dapat diketahui perkembangan atau
kecenderungan posisi keuangan perusahaan. Tetapi perlu diingat bahwa hasil
anakisa ratio tersebut bukanlah merupakan suatu alat yang dapat memberikan
jawaban yang pasti untuk keputusa akhir pemberian kredit.
Analisa
Sumber dan Pengunaan Modal Kerja
Maksud
utama analisa ini adalah untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan
bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai/dipenuhi. Dari mana datangnya dana
dan untuk apa dana itu digunakan. Dengan mengadakan analisa nterhadap laporan
tersebut dapat diketahui bagaimana perusahaan itu mengelola/menggunakan dana
yang dimiliki. Pengertian dana di sini adalah sama dengan modal kerja yaitu
selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Prosedur analisa sumber dan
penggunaan dana lihat halaman 113 dan seterusnya.
Rencana
Penerimaan & Pengeluaran Kas (Budget Kas)
Budget
kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai
yang bertalian dengan rencana-rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya
yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran
kas (cash flow) perusahaan tersebut. Dari budget kas akan ditentukan :
-
kapan dan beberapa besarnya deposisi
kredit akan dilaksanakan, serta jangka waktu kreditnya.
-
kapan dan berapa besarnya angsuran
kredit dapat dilakukan.
-
Kemungkinan adanya surplus/defisit
karena rencana operasi perusahaan.
Kalau diperbandingkan
dengan analisa atau laporan sumber dan pengunaan kas, maka perbedaannya
terletak pada tujuannya. Laporan sumber dan penggunaan kas menunjukkan darimana
uang kas diterima dan digunakan untuk apa saja uang kas yang telah/akan
diterima dalam periode tersebut, sedangkan csha budget tujuannya lebih jauh
dari itu yaitu ingin mengetahui
saat-saat penerimaan dan pengeluaran uang (serta jumlahnya masing-masing)
serta saat-saat adanya surplus atau defisit kas.
Penyusunan
budget kas, menurut Drs. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan
halaman 90, dapat dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut :
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut
rencana operasionil perusahaan. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi
operasi (operating transactions). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit
atau surplus karena rencana operasinya perusahaan.
2. Menyusun
perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber
dan lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya
perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta
waktu pembayarannya kembali. Transaksi-transaksi di sini merupakan transakai finansiil
(fiinancial transactions).
3. Menyusun
kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi finansiil dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari
transaksi operasionil dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi
penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.
Sumber:
Buku Analisis Laporan
Keuangan