Senin, 19 Maret 2012

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

1. Definisi modal kerja dan pentingya modal kerja yang cukup

a. Pengertian Modal Kerja

     Menurut Weston dan Brigham (1981, p.266) 
 
Modal Kerja adalah : “Working Capital is a firm’s investments in short – term assets – cash, short-term securities, account receivable, and inventories. Gross Working Capital is the firm’s total current assets. Net working capital is current Assets minus current liabilities. Working Capital Management, which encompases all aspects of the administration of both current assets and current Liabilities”. Yang kurang lebih memiliki arti: Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat – surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Jadi modal kerja ini disebut modal kerja bruto ( gross working capital ). Sedang modal kerja bersih ( net working capital ) adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Manajemen modal kerja didefinisikan secara luas mencakup semua aspek pengelolaan baik aktiva lancar maupun huntang lancar.

     Menurut Wasis (1991, p.63) 
 
Modal kerja adalah Modal Kerja adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh karena itu dapat berupa kas, piutang, surat – surat berharga, persediaan dan lain-lain. Modal kerja bruto adalah keseluruhan dari aktiva / harta lancar yang terdapat dalam sisi debet neraca. Modal kerja neto adalah keseluruhan harta lancar dikurangi utang lancar. Dengan perkataan lain modal kerja neto adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar.

     Menurut Droms (1991:131) 
 
Modal kerja adalah The term working capital generally refers to a firm's investment in current asset over current liabilities. Net working capital refers to the excess of current assets over current liabilities and can be thought of as the circulating capital of a business firm. Effective control of this circulating capital is one of the most important Junctions of financial management.
Terdapat beberapa definisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yaitu:
  1. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (berikut Net Working Capital). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancer yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersediannya aktiva lancer yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang.

  1. Modal kerja adalah jumlah aktiva lancer. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working Capital). Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dan unsur-unsur aktiva lancer misalnya kas, surat-surat berharga, piutang , dan persediaan.

  1. Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (Current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Definisi ini berdasarkan konsep fungsional yaitu fungsi dana tersebut dalam menghasilkan pendapatan.
b. Pentingnya Moda Kerja yang cukup. 
 
Modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-ahri, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan. Adapun kegunaan Modal kerja adalah ( S. Munawir, 1992 :116)
  1. Melindungi perusahaan dari krisis Modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
  2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban tepat waktu.
  3. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya.
  4. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntnungkan kepada para pelanggannya.
  5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk mempeorleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.
Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut :
  1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.
  2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
  3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
  4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
  5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.
  6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan.
  7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan.
  8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.
c. Jenis-jenis Modal Kerja

Jenis-jenis modal kerja menurut W.B. Taylor dalam Bambang Riyanto (1994 :60) digolongkan dalam :
a)       Modal Kerja Permanen (Permanent Warking Capital).
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan fungsinya.
Modal kerja permanen dapat dibedakan dalam :

1)   Modal Kerja primer (Primary Working Capital)
Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2)   Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
Yaitu modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
b)       Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan antara :
1)       Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
2)       Modal kerja Siklis  (Cyclical Working Capital)
Yaitu Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi kunjungtur.
3)       Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Yaitu Modal kerja yang berubah-ubah karena adanya darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja
Menurut Hampton (1989:180) perusahaan membutuhkan modal kerja ditentukan oleh 4 faktor :
o   Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan.
o   Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
o    Perubahan dalam Teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
o    Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja.
Penentuan Kebutuhan Modal Kerja
Besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan dipengaruhi oleh dua factor :
1)       Periode perputaran/terikatnya Modal kerja
2)       Pengeluaran kas setiap harinya. Periode perputaran modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah periode-periode yang meliputi jangka waktu kredit beli, lama penyimpanan bahan, lamanya proses produksi, lama penyimpanan barang, dan jangka waktu penerimaan piutang.
Penyebab timbulnya kelebihan modal kerja adalah sebagai berikut:
a.  Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan.
b.  Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali.
c.  Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh  tidak digunakan untuk membayar dividen, membeli aktiva tetap, atau maksud-maksud lainnya.
d.  Konversi  operating asset menjadi modal kerja melalui proses penyusutan, tetapi tidak diikuti dengan penempatan kembali.
e.  Akumulasi dana sementara mennunggu investasi, ekspansi, dan lain-lain.
Penyebab timbulnya kekurangan modal kerja adalah sebagai berikut:
a. Adanya kerugian usaha. Penyebab adanya kerugian usaha adalah (a) volume penjualan yang tidak efisien relative dibandingkan dengan harga  pokok penjualan, (b) tekanan terhadap harga jual akibat ketatnya persaingan tanpa diikuti  penurunan harga pokok penjualandan biaya usaha, (c) banyaknya kerugian karena adanya piutang yang tidak kembali, (d) kenaikan biaya tanpa diikuti kenaikan penjualan/penghasilan, (e) biaya naik sementara penjualan  menurun. Kerugian usaha tidak selalu akan mengurangi modal kerja karena ada sementara biaya  yang tidak bersifat pengeluaran kas (noncash expense) seperti beban penyusutan, depresi, dan amortisasi. Yang jelas kerugian usaha itu mengurangi laba yang di tahan (retained earnings).
b. Adanya kerugian insidensil seperti turunnya harga pasar dan persediaan barang, karena pencurian, kebakaran, dan lain-lain yang tidak ditutup dengan asuransi.
c. Kegagalan mendapatkan tambahan modal kerja pada waktu mengadakan perluasan usaha atau ekspansi seperti perluasan daerah  penjualan, penjualan produk baru, penerapan metode produksi baru strategi penjualan baru, dan sebagainya.
d.  Menggunakan modal kerja untuk aktiva tidak lancar seperti membali aktiva tetap baru, membeli saham dari perusahaan lain (investasi jangka panjang).
e.  Kebijaksanaan pembayaran dividen yang tidak tepat. Karena harapan keuangan terus membaik pimpinan perusahaan masih terus melanjutkan kebijaksanaan pembayaran dividen seperti tahun-tahun sebelumnya.
f.  Kenaikan tingkat harga. Karena naiknya harga-harga, perusahaan mengeluarkan jumlah rupiah lebih banyak untuk mempertahankan volume fisik persedian barang dan aktiva tetap serta membelanjai penjualan kredit dalam volume fisik yang sama.
g. Pelunasan utang yang sudah jauh tempo. Manajemen tidak menyisihkan sebagai pendapatan bersih untuk cadangan pelunasan utang jangka panjang.
3. Penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja dan analisisnya
Analisis rasio yang meliputi :
o   Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban  finansialnya yang segera dipenuhi. Perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mempunyai kemampuan untuk memenuhi semua kewajibannya. Dan perusahaan dikatakan tidak likuid apabila perusahaan tersebut tidak mampu membayar hutang jangka panjang ataupun jangka pendek.
a.       Current Ratio
Current ratio adalah ukuran kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar. Jika current ratio kurang dari 200% maka perusahaan dikatakan kurang likuid.
Rumus yang dipergunakan :
Current Ratio =
b.       Quick Ratio
Quick ratio adalah menunjukkan angka perbandingan antara aktiva lancar persediaan dengan Hutang lancar. Tolok ukur untuk Quick ratio adalah 100%
Quick Ratio =

o   Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
a.       Equity To Total Debt Ratio
Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara modal sendiri dengan total hutang. Hasilnya dinyatakan dengan prosentase.
Rumus yang dipergunakan :
Equity To Total Debt Ratio = 
b.       Total Assets To Debt Ratio
Rasio ini menghitung berapa bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau seberapa bagian dari aktiva yang dibelanjai dengan hutang.
Rumus yang dipergunakan :
Total Assets To Debt Ratio =
o   Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan alat untuk mengukur laba yang diperoleh dari modal yang digunakan untuk operasi perusahaan atau mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
c.        Rentabilitas Ekonomis
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase.
Rentabilitas Ekonomis = L x 100%
M

d.       Profit Margin
Yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sale. Profit Margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha.
Profit Margin = Net Operating Income X 100%
Net Sales
e.       Assets Turn Over
Yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu. Assets turn over dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets dalam satu periode tertentu.
Assets Turn Over =
f.         Rentabilitas Modal Sendiri
Adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak.
RMS =
o   Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam mengalokasikan sumber dananya.
g.       Total Assets Turn Over
Merupakan alat untuk mengukur kemampuan modal yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang di investasikan untuk menghasilkan revenue.
Rumus :
                       Total Assets Turn Over =
h.       Perputaran Piutang
Perputaran piutang adalah analisis untuk mengetahui berapa kali piutang berputar dalam suatu periode tertentu melalui penjualan kredit.
Rumus :
Perputaran Piutang = Net credit sales
Average Receivables
i.         Perputaran Persediaan
Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam perputaran persediaan berputar dalam satu periode tertentu atau likuiditas inventory dan kecenderungan untuk over stock. Rasio ini juga menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun. Makin besar tingkat inventory turn overnya maka semakin singkat barang tersimpan digudang.
Rumus :
                       Perputaran Persediaan =
                       Rata – rata Persediaan =
                      Avarage days inventory =
Contoh :
PT. PASTI memproduksi produk X setiap hari sebanyak 20 unit, 25 hari kerja perbulan. Biaya yang dikeluarkan meliputi: Bahan mentah Rp 125,- dan upah Rp 75,- Biaya administrasi Rp 12.500 perbulan. Gaji pimpinan Rp 25.000 perbulan. Bahan dibayar dimuka 5 hari sebelum diterima. Proses produksi 3 hari, barang jadi disimpan 2 hari, dan rata-rata pelunasan piutang 5 hari.
o   Dana terikat dalam persekot                     5 hari
o   Proses produksi                                           3 hari
o   Barang jadi                                                   2 hari
o   Piutang dagang                                           5 hari
o   Periode perputaran                                     15 hari
Bahan mentah                     15 x 20 x 125        = 30.000
Upah                                      10 x 20 x 75       = 15.000
Biaya adm. 10 x 20 x37.500/(25 x 20)             = 15.000
Persediaan kas minimal (asumsi)                    = 25.000
jumlah modal kerja                                        Rp 85.000

PT. Cahaya
NERACA
Per 31 Desember 2003
Aktiva Lancar
Kas                                               Rp   100.000
Efek                                              Rp    50.000
Piutang Usaha (Laba kotor 30%) Rp  250.000
Persediaan                                   Rp   200.000
Aktiva Tetap
Tanah                                           Rp   600.000
Bangunan                                     Rp   900.000
Akumulasi Depresiasi Bangunan (Rp   300.000)
Peralatan Rp 300.000
Akumulasi Depresiasi Peralatan  (Rp    100.000)
Hutang Lancar:
Hutang Usaha                      Rp    125.000
Hutang lainnya                     Rp    175.000

Hutang Jangka Panjang:
Hutang Obligasi (10%)         Rp    500.000

Modal sendiri:
Modal Saham                        Rp 1.000.000
Laba ditahan                         Rp    200.000


Total Aktiva                                  Rp 2.000.000
Total Hutang dan Modal Rp 2.000.000



1 komentar: